Efektifitas Therapi Musik pada Klien Depresi dan Hipertensi

PADA KLIEN DEPRESI
Mendengarkan musik saat senggang atau ketika libur kerja, bisa membantu membuat pikiran dan tubuh lebih rileks serta mengembalikan energi menjadi lebih bertenaga.
Bahkan, bila mendengarkan musik secara teratur pada waktu yang tepat, ternyata bisa menjadi sebuah terapi yang mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan. Salah satunya adalah menghilangkan depresi, bahkan mengurangi risiko timbulnya kanker.
''Terapi musik merupakan cara yang mudah yang bermanfaat positif bagi tubuh, psikis, serta meningkatkan daya ingat dan hubungan sosial. Bila terapi ini dilakukan secara khusus, hasilnya lebih baik," jelas Cheryl Dileo, profesor musik serta Direktur Pusat Penelitian Seni dan Meningkatkan Kualitas Hidup, Universitas Temple, Philadelphia, Amerika Serikat (AS).
Dileo menyatakan, manfaat terapi musik dibandingkan mendengarkan musik seorang diri sangat berbeda jauh.

''Mendengarkan musik seorang diri itu bukan terapi meski banyak orang yang mendengarkan musik mendapatkan manfaat positif, seperti lebih rileks dan memperbaiki mood," paparnya.

Dia menambahkan, musik terapi membutuhkan bantuan orang lain yang sudah teruji kemampuannya untuk mengelola sebuah terapi.
''Meski banyak orang yang mengaku paham bagaimana cara menikmati musik bagi diri sendiri, di bawah kendali seorang pakar terapi musik akan memberikan manfaat yang lebih besar. Terapi musik akan memberikan tenaga baru, mental yang segar, dan hubungan sosial yang hangat," tuturnya.
Selain itu, penggunaan terapi musik bisa diterapkan secara luas pada semua orang dalam berbagai kondisi. Terapi musik bisa dilakukan untuk mengurangi rasa khawatir pasien yang menjalani berbagai operasi atau serangkaian proses berat di rumah sakit. Sebab, musik akan membantu mengurangi timbulnya rasa sakit dan memperbaiki mood pasien.
Terapi musik juga mampu membantu menghilangkan depresi pada pasien rumah sakit lebih cepat. Terapi musik bisa dfont-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
''Musik merupakan cara yang mudah untuk mengalihkan perhatian. Ketika menghadapi masalah atau tekanan berat, musik membantu mengalihkan perhatian. Mendengarkan musik secara rutin membuat suasana akan menjadi tenang. Pada anak, musik bisa membantu mereka rileks dan mudah tidur," ujarnya.
Penelitian Dileo pun didukung Direktur Cancer Treatment Centers of America Katherine Puckett. Dia menyatakan, meski tak punya sertifikat menjadi ahli terapi musik, dia dan stafnya selalu menggunakan musik untuk membatu pengobatan pasiennya. ''Musik dapat mengaktifkan syaraf menjadi rileks sehingga membantu pernapasan pasien menjadi lebih baik. Selain itu, musik mengurangi risiko serangan jantung, membuat tekanan darah lebih normal, dan membuat otot lebih rileks. Pada pasien kanker, musik membantu mereka tidur lebih nyenyak karena biasanya pasien kanker memiliki gangguan tidur," jelas Puckett.
Begitu besarnya manfaat musik bagi pasien kanker membuat Cancer Treatment Centers of America membuat perpustakaan yang menyediakan berbagai jenis musik yang sesuai selera pasiennya. Bahkan, sekali-kali sering digelar berbagai acara musik khusus untuk menghibur pasiennya.
''Semua orang pasti suka musik. Kamu tak akan sakit jika suka musik. Musik membuat rileks, nyaman, dan tenang. Tubuh yang rileks bisa membantu mengurangi rasa sakit, termasuk rasa sakit dari proses penyembuhan kanker," tegas Puckett.
Carol Merle-Fishman, salah satu penulis buku The Music Within You mengemukakan bahwa jika kita sedang marah, kita dianjurkan untuk mendengarkan musik-musik dengan ritme tinggi, dan jika sedang sedih, mendengarkan musik-musik melankolis. Jadi, musik yang kita pilih disesuaikan dengan perasaan yang sedang kita alami.
Tujuannya adalah untuk menetralisasi perasaan negatif tersebut dengan ritme musik yang sesuai. Setelah itu, barulah kita bisa mendengarkan musik-musik yang lebih ceria (jika sedang sedih), atau yang lebih lembut (jika sedang marah).
Tentu saja, selain mendengarkan musik, kita juga bisa memainkan alat musik yang kita kuasai. Dengan memainkan alat musik, kita bisa mendapat manfaat tambahan, yaitu menyalurkan kesedihan ataupun kecemasan kita pada kegiatan memainkan alat musik tersebut.

PADA KLIEN HIPERTENSI
Musik. Rangkaian bunyi-bunyian indah itu ternyata memiliki efek luar biasa untuk kesehatan tubuh. Bahkan musik dapat menjadi terapi mujarab bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Berdasar hasil penelitian yang didiskusikan para pakar kesehatan di New Orleans baru-baru ini, terapi musik selama 30 menit sehari terbukti mampu menggantikan terapi obat-obatan hipertensi.
Penelitian dilakukan terhadap 48 penderita hipertensi berusia 45-70 tahun. Sebanyak 28 orang di antaranya diminta mendengarkan musik klasik atau musik tradisional India selama 30 menit sehari. Sedangkan 20 orang lainnya dibiarkan melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Hasilnya, setelah melakukan terapi musik selama sebulan, tekanan darah 28 penderita hipertensi itu menjadi normal. Sedangkan tekanan darah 20 penderita hipertensi yang tak melakukan terapi musik masih terukur tinggi.
Rangsangan musik ternyata mampu mengaktivasi sistem Limbik yang berhubungan emosi. Saat sistem Limbik teraktivasi otak menjadi rileks. Kondisi inilah yang memicu tekanan darah menurun.
Alunan musik juga dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah.

Tips Melakukan Terapi Musik :
- Dengarkan musik 20-30 menit setiap hari
- Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata.
- Selama mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin.
- Gunakan headphones agar tak terganggu suara lingkungan sekitar
- Pilih jenis musik yang bersifat rileks dengan tempo sekitar 60 ketukan per menit seperti musik klasik karya Mozart

yan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar