Terapi Komplementer

Perawatan kesehatan yang tidak termasuk dalam standar praktek pengobatan barat disebut "alternatif" atau "komplementer". Ini termasuk berbagai jenis terapi:
  • Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
  • Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
  • Homeopati atau jamu-jamuan.
  • Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
  • Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
  • Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
Beberapa penyedia layanan kesehatan suka menggunakan terapi alternatif bersamaan dengan pengobatan barat. Mereka berpendapat terapi alternatif dapat mengurangi stress, meringankan beberapa efek samping obat antiretroviral (ARV), atau memiliki manfaat lainnya.
Beberapa penyedia layanan kesehatan tidak suka terapi alternatif. Mereka berpendapat bahwa belum ada penelitian yang cukup terhadap terapi alternatif. Mereka berpendapat obat-obatan barat selalu memberi hasil yang lebih baik kepada para pasien.



Apakah terapi komplementer aman?
Terapi komplementer dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya. Kata-kata "alami" atau "bukan bahan kimia" tidak menjamin keamanan. Beberapa jenis jamu dapat menurunkan kadar darah ARV. Konsumen harus berhati-hati dalam menggunakan terapi komplementer.

Apakah terapi komplementer efektif?
Sangatlah sulit untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai terapi komplementer. Cari informasi sebanyak-banyaknya sebelum menggunakan terapi komplementer. Cari tahu mengenai:
  • Kapan dan bagaimana terapi ini dikembangkan?
  • Bagaimana cara kerjanya?
  • Apakah ada artikel atau penelitian mengenai terapi ini?
  • Apakah para terapis terlatih, bersertifikat, atau memiliki lisensi?
  • Apakah diketahui mengenai efek samping atau risiko lain?
Terkadang informasi ini benar-benar tidak tersedia. Namun berhati-hatilah bila sepertinya orang tidak ingin menjawab pertanyaaan anda. Anda mungkin berhadapan dengan penipu kesehatan.

Mengapa tidak ada penelitian mengenai terapi komplementer?
Kebanyakan penelitian menguji pengobatan bagi penyakit atau kondisi tertentu. Tiap pasien memperoleh pengobatan yang sama. Terkadang terapi kompletenter tidak memiliki standar, sehingga membuatnya sulit untuk diteliti.
Terapi alternatif tidak selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu: Beberapa terapi alternatif merawat orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini mungkin dapat mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan aliran energi. Misalnya, ahli akupuntur memanfaatkan denyut nadi untuk menentukan apakah energi tubuh anda tidak seimbang. Akupuntur bagi orang dengan HIV dilakukan berdasarkan pola energi individu, dan tidak berdasarkan HIVnya. Para terapis seperti ini mungkin dapat membantu orang dengan HIV, namun tidak untuk mengobati HIV.
Sangat sedikit terapi komplementer memiliki standar: Jamu-jamuan dengan merek yang berbeda dapat memiliki jumlah kandungan aktif yang berbeda pula. Chiropractic, akupuntur, dan terapi lainnya tidak memiliki standar. Mereka dirancang berdasarkan kondisi tiap pasien. Penelitian akan sangat sulit bila pengobatan tidak berdasarkan suatu standar.
Penelitian sangat mahal: penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat terapi alternatif seringkali tidak mampu untuk membayar untuk sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah lebih cenderung untuk mendanai penelitian obat-obatan barat karena sepertinya lebih efektif. Dengan hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang membantu mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak dapat dipatenkan.
Halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada terapi komplementer yang secara sukses diteliti.

Bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan anda
Diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan anda mengenai bagaimana anda ingin menangani infeksi HIV anda. Informasikan mengenai segala jenis terapi yang anda lakukan. Hal ini sangat penting bila anda mengalami reaksi buruk dari pengobatan yang anda konsumsi. Mungkin ada terapi komplementer yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan ARV. Misalnya, beberapa jenis jamu dapat menurunkan tingkat ARV.
Teliti mengenai sikap dan pengetahuan penyedia layanan kesehatan anda mengenai terapi komplementer. Idealnya, penyedia layanan kesehatan memiliki pikiran yang terbuka dan bersedia membantu anda mempertimbangkan terapi alternatif yang menarik perhatian anda.

Kesimpulan
Banyak orang dengan HIV memanfaatkan terapi alternatif atau komplementer. Beberapa terapi komplementer bisa berbahaya. Lainnya aman untuk digunakan. Beberapa telah melalui penelitian dan dapat memperbaiki kesehatan anda.
Sulit untuk meneliti terapi komplementer. Cari tahu sebanyak mungkin mengenai terapi komplementer sebelum anda mulai menggunakannya. Informasikan penyedia layanan kesehatan anda mengenai jenis-jenis terapi yang anda laku ( y )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar